Jumaat, 10 Jun 2011

Pasangan..

Yang di cari bukan putera raja, biarlah putera agama,
Yang di impi biarlah tak punya rupa, asal sedap di pandang mata.
yang di nilai bukan  sempurna sifat jasmani, asalkan sihat rohani, sempurna hati.
yang diharap bukan jihad pada semangat, asal perjuangannya ada matlamat.
yang datang tak perlu rijal yang gemilang, kerana ana serikandi yang kelam,
yang di nanti bukan lamaran dengan permata, cukuplah akad dan janji setia,
dan yang akan terjadi, andai tak sama kehendak hati, asal redha ketetapan ilahi, itulah ketentuan sejak azali.

UMMU SYARIK ( Ghaziyyah Binti Jabir Ad-Dausiyyah)

Dia seorang wanita Mukminah yang ikut berhijrah dan penyabar. Dalam menempuh jalan keislamannya, dia sering menghadapi berbagai seksaan dan penindasan, agar dia meninggalkan agama tauhid. Namun dia menolak, sehingga Allah memuliaknnya dan sekali gus membebaskannya dari kongkongan berbagai seksaan.

Dia berasal dari kabilah Daus. Dia berhijrah ke Madinah, meninggalkan suaminya lalu menetap sendirian di sana sehingga suaminya bersatu kembali dengannya setelah masuk Islam berkat bujukan At-Tufial Bin Amr Ad-Dausy. Para kerabat suaminya mendatangi Ummu Syarik, lalu menyeretnya dari dalam rumah, mengancamnya dengan berbagai seksaan supaya dia mahu meninggalkan agamanya yang baru (islam). Namun dia menolak permintaan mereka. Maka kemudian mereka menaikkannya secara paksa ke atas unta mereka. Mereka menyuapi roti dan madu kepadanya tanpa memberi air minum langsung. Tengahari,  tatakala terik matahari mencapai puncaknya, mereka meninggalkannya sendirian dalam keadaan terikat, terpanggang oleh terik matahari. Mereka berbuat seperti itu  terhadap dirinya selama tiga hari. Kemudian mereka kembali lagi dan meminta agar dia meninggalkan agamanya. Namun dia hanya memberi isyarat dengan jari telunjuknya, menunjuk ke arah langit, mengisyaratkan tauhid.

Tentang keadaannya ini dia menuturkan, "Demi Allah, aku dalam keadaan sperti itu dalam keadaan susah payah dan merasakan puncak kehausan, hingga tiaba-tiba kurasakan resapan dingin baldi di dadaku. Ternyata ada sebuah baldi yang berisi air. Aku meminumnya sedikit, kemudian baldi itu terlepas dari peganganku. Aku mencuba memandangnya, ternyata baldi itu tergantung di antara langit dan bumi. Kemudian baldi itu kembali lagi, lalu aku meminumnya sedikit, kemudian baldi itu naik lagi. Aku memandangnya, ternyata dia berada di antara langit dan bumi. Kemudian baldi itu kembali lagi untuk ketiga kalinya. Aku meraihnya dan meminum daripadanya hingga aku merasa kenyang serta mencurahkan bakinya ke tubuh dan pakaianku. Tatkala orang-orang sudah bangun dan memandang keadaanku, mereka bertanya,  "Dari mana engkau mendapatkan barang ini wahai musuh Allah?"

Aku menjawab, " Sesungguhnya musuh Allah itu adalah orang selain aku yang menyalahi agama-Nya. Sedangkan pertanyaanmu: Dari mana barang ini?" maka ia berasal dari sisi Allah. Ini adalah rezeki yang danugerahkan Allah kepadaku."

Kemudian mereka bergerak untuk melihat tempat minum dan gereba mereka. Ternyata isinya masih tetap seperti saat mereka tinggalkan. Pada saat itu pula mereka masuk islam dan berkata, "Kami bersaksi bahawa Tuhanmu juga Tuhan kami, Yang menganugerahimu rezeki seperti yang telah dianugerahkan kepadamu di tempat ini, pada hal kami telah menyeksamu, adalah yang mensyariatkan Islam sebagai agama."

Mereka pun masuk Islam, lalu mereka semua hijrah menemui Rasulullah saw, setelah cahaya iman dan jalan petunjuk jelas di mata mereka. Itulah yang di perbuat wanita-wanita lemah yang tidak terpelihara kecuali oleh kemuliaan dirinya dan yang tidak boleh dilindungi kecuali  oleh kekuatan iman. Dia adalah seorang wanita yang dicintai Allah dengan memiliki kehendak yang kuat dan hasrat yang mantap, menganugerahinya dengan hati yang penuh dengan iman dan keyakinan yang tinggi terhadap Allah. Dia tetap berpegang kepada petunjuk Tuhannya, sehingga menunjuki kaumnya melalui dirinya.

Serikandi Islam  (Majalah al-Muslimah)

Rabu, 8 Jun 2011

Renungan- ILMU YANG BERMANFAAT

" Sebaik-baik kamu adalah yang mempelajari al-Quran dan mengajarkannya"  (hadis riwayat Bukhari)

1 Orang yang paling takut kepada Allah ialah orang yang berilmu. Semakin tinggi ilmunya semakin takutlah ia kepada Allah.

2 Semakin bertambah ilmu, semakin bertambahlah rasa kesyukuran kepada Allah SWT.

3 Semakin kita merasai kebesaran Allah, semakin kita merasai diri ini terlalu kerdil di sisi Allah SWT.

4 Ulama pewaris nabi, bukan dalam bentuk dirham atau dinar tetapi ilmunya. Ilmu diwariskan untuk di sebarkan atau disampaikan kepada semua. Ilmu yang tidak disampaikan merupakan satu kerugian yang amat besar untuk semua apatah lagi jika ianya ditarik balik.

5 Ilmu boleh diambil atau ditarik semula secara perlahan, terutama jika tidak diamalkan.

6 Ilmu tanpa amal itu adalah sia-sia, amal tanpa ilmu itu adalah gila!

7 Ilmu tidak datang sendiri, tetapi perlu dicari.

Dalam kitab "Bidayatus Salikin" , al-Imam Abdul Shomad al-Balibbani menerangkan:,

Tujuh ciri-ciri ilmu yang bermanfaat adalah, apabila ilmu itu dipelajari maka:

1 Semakin membuat kita takut kepada Allah.

2 Membuat kita semakin mampu melihat kesalahan dalam diri sendiri.

3 Menyebabkan kita lebih gemar dan bersemangat dalam beribadah kepada Allah.

4 Membuat kegemaran kita kepada dunia semakin berkurang.

5 Membuat kita lebih gemar dan obses kepada kehidupan akhirat.

6 Ilmu tersebut membuka mata hati kita.

7 Membuatkan kita dapat memahami berbagai macam tipu daya syaitan.

Petikan dari majalah Muslimah